Tuhan Merupakan Tujuan Sesungguhnya dari Ilmu Filsafat Kemanusiaan

Source via republika.co.id

“Apakah dan siapakan manusia itu sesungguhnya? Darimanakah asalnya, kemanakah tujuannya, dan bagaimana pula kodrat sebenarnya dari seorang manusia?”

Ini adalah sebuah pertanyaan dasar yang biasa diajukan sebagai landasan utama dari cabang ilmu filsafat kemanusiaan. Pertanyaan ini tidak hanya menilik manusia dari unsur-unsur fisiknya semata, namun melebihi semua itu, filsafat ilmu kemanusiaan adalah cara manusia mempertanyakan eksistensi kehidupan jiwa mereka sendiri melalui sebuah pengkajian dan perenungan ilmiah.

Alasan Mengapa Tuhan Merupakan Tujuan Sejati dari Filsafat Kemanusiaan dan Tuntunan yang Dibutuhkan


Berbagai pertanyaan filsafat seringkali pada titik tertentu, di mana dapat mengguncang keimanan dan kepercayaan seseorang, karena itulah dalam mempelajari ilmu filsafat yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta raya, manusia pada hakikatnya tidak bisa mengandalkan pikiran dan analisa mereka sendiri.

Pikiran manusia memiliki banyak keterbatasan meski pun menjangkau demikian jauh nirwana imajinasi dan penafsiran. Segala keterbatasan ini akan menggiring manusia untuk memaknai apa yang diluar kemampuannya sebagai sebuah pemahaman yang keliru. Dan jika pemahaman ini keliru, maka hancur sudahlah semua landasan dan tujuan filsafat manusia untuk dipelajari. Manusia akan disesatkan oleh pikiran dan pemahaman mereka sendiri.

Dengan demikian rumitnya pelajaran filsafat tentang kemanusiaan dan segala dimensi yang melingkupinya, maka sangat wajarlah kemudian terdapat beberapa aturan pokok dalam mempelajari manusia. Manusia tidak dapat mempelajari diri mereka sendiri tanpa ada sebuah panduan dan aturan yang jelas. Dan dalam berbagai pandangan masyarakat, aturan ini kemudian dapat diterjemahkan sebagai tuntunan menuju Ketuhanan atau agama.

Tuntunan ketuhanan laksana kompas bagi seorang pengembara memasuki medan yang tidak diketahuinya. Kompas tuntunan ini akan membuat manusia mampu untuk membaca arah yang jelas dan benar sesuai dengan tujuan kemanusiaannya. 

Dapatlah manusia membayangkan betapa berbahayanya filsafat pencarian makna manusia tanpa tuntunan Ketuhanan. Hal itu laksana seseorang yang masuk dalam keganasan belantara namun tak membawa perbekalan dan senjata, atau seperti seseorang yang terjebak di atas sampan di tengah lautan yang luas, kemudian terombang ambing dihempas oleh gelombang.

Source via Astronesia.com

Tuntunan Selalu Bermuara Kepada Tuhan

Source via qureta.com

Dalam mempelajari ilmu filsafat, kadang ada sebuah premis yang seolah menganjurkan manusia untuk berpikir sebebas-bebasnya, tanpa ada aturan atau pun kekangan dan ini tidak dapat dibenarkan. Berpikir dan menggunakan akal pikiran adalah kodrat manusia, namun menggunakannya tanpa aturan dan tuntunan justru akan membinasakan manusia itu sendiri.

Rangkaian filsafat kemanusiaan yang dipagari oleh berbagai tuntunan yang luhur bukan bertujuan untuk membatasi kemampuan berpikir manusia, namun tujuan sebenarnya adalah memastikan manusia berpikir dalam jalan koridor sesuai dengan kapasitas sebagai manusia. Pada umumnya segala tuntunan dan ilmu filsafat seperti ini selalu diawali dengan pertanyaan-pertanyaan klasik yang masih menghantui beberapa persen manusia di dunia hingga hari ini.

Darimanakah asal manusia? Kemanakah tujuannya? Siapakah sesungguhnya yang menjadikan manusia ada? Mengapa sidik jari dua milyar manusia tidak ada yang identik satu pun? Apa pula sebenarnya hakikat dari jiwa dan nyawa manusia? dan lain-lain.

Darimanakah alam raya ini terbentuk? Bagaimana matahari bisa bersinar dan berputar sesuai dengan peredarannya? Mengapa bintang-bintang bertaburan? Mengapa gunung bisa tinggi menjulang, mengapa pula lautan bisa dalam dan membentang?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu dapat dilanjutkan hingga berlembar-lembar tiada henti, yang pada perkembangannya hanyalah sebuah upaya untuk memahami hakikat manusia.
Dan disinilah kemudian tuntunan Ketuhanan mengantarkan jawaban yang menenangkan kepada manusia. Analisa dan ilmu pengetahuan manusia, pengkajiannya tentang alam semesta, penelitiannya tentang asal usul penciptaan manusia, pada akhirnya akan membawa mereka pada sebuah kesimpulan yang sederhana. 

Kesimpulannya adalah bahwa semua telah diatur oleh sebuah kekuatan yang mutlak dan tak terbatas, sebuah kekuatan yang jauh di atas jangkauan filsafat kemanusiaan, dan kekuatan itu adalah Dzat Tuhan, sebuah sebutan yang menjadi asal dan tujuan kehidupan manusia.
LihatTutupKomentar